Pemeriksaan Sel LE
Pemeriksaan Sel LE Pada lupus eritematosus disseminata atau lupus eritematosus sistemik (SLE), terdapat autoantibodi (faktor LE) dalam fraksi gamma globulin yang berpengaruh terhadap leukosit yang telah mengalami kerusakan. Adanya Autoantibodi yang mengarah ke sel LE mengikat histon pada inti sel. Selanjutnya Lekosit itu berubah menjadi massa yang homogen dan bulat yang kemudian difagositkan oleh sel lekosit polymorfonuclear normal.
Sel LE pertama kali ditemukan pada tahun 1948 oleh hematologist klinis Amerika yang bernama Malcolm Hargraves dan Robert Morton bersama seorang teknisi laboratorium Helen Richmond. Mereka mengamati dua fenomena yang tidak biasa terjadi pada beberapa sediaan sumsum tulang yang mereka sebut sebagai “sel tart” dan “sel LE”.
Sel LE pertama kali ditemukan pada tahun 1948 oleh hematologist klinis Amerika yang bernama Malcolm Hargraves dan Robert Morton bersama seorang teknisi laboratorium Helen Richmond. Mereka mengamati dua fenomena yang tidak biasa terjadi pada beberapa sediaan sumsum tulang yang mereka sebut sebagai “sel tart” dan “sel LE”.
Pemeriksaan Sel LE ini terutama digunakan untuk mendiagnosis lupus eritematosus sistemik (SLE). Sekitar 50% sampai 75% dari pasien dengan lupus mempunyai hasil tes yang positif. Namun beberapa pasien dengan kondisi skleroderma , rheumatoid arthritis dan drug induced lupus erythematosus juga memiliki tes sel LE positif juga.
Prosedur Pemeriksaan Sel LE
Pemeriksaan sel LE dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa cara, yaitu : dengan menggunakan cara Magath dan Winkle (modifikasi dari Zimmer dan Hargraves), caraZinkham dan Conley dan cara Mudrick.
Prosedur Kerja Pemeriksaan Sel LE dengan Cara Magath dan Winkle (modifikasi dariZimmer dan Hargraves)
Dikumpulkan darah vena 8 - 10 ml lalu biarkan darah tersebut membeku dalam tabung kering dan bersih. Darah tersebut dibiarkan 2 jam pada suhu kamar atau 30 menit dalam pengeram dengan suhu 37 Derajat Celcius. Pisahkan bekuan dari serum lalu bekuan itu digerus lalu disaring melalui saringan kawat tembaga. Kemudian Hasil saringan tersebut dimasukkan dalam tabung Wintrobe dan dipusingkan pada kecepatan 3000 rpm selama 10 menit. Kemudian Buang serum bagian atas dan ambil lapisan sel paling atas (buffycoat) dengan pipet pastur lalu diteteskan di atas obyek glass dan buat sediaan apus. Selanjutnya warnai sediaan dengan larutan pewarna Giemsa atau Wright dan mulai untuk mencari sel-sel LE di bawah mikroskop.
Prosedur Kerja Pemeriksaan Sel LE dengan Cara Zinkham dan Conley
Dikumpulkan darah vena 8 - 10 ml dan biarkan pada suhu kamar selama 90 menit. Darah tersebut dikocok dengan alat rotator selama 30 menit. darah dimasukkan ke dalam tabung Wintrobe dan pusingkan selam 10 menit pada kecepatan 3000 rpm. Lalu buat sediaan apus seperti cara di atas.
Prosedur Kerja dengan Cara Mudrick
Diambil darah kapiler lalu dimasukkan ke dalam tabung kapiler yang telah dilapisi heparin seperti yang dipakai untuk mikrohematokrit. Kemudian Tutuplah salah satu ujung tabung tersebut dengan dempul dan pusingkan selama 1 menit dengan menggunakan centrifuge mikrohematokrit. Selanjutnya Masukkan kawat baja halus ke dalam tabung kapiler lalu diputar-putarlah kawat itu untuk mencampur buffycoat dengan plasma darah serta untuk merusak lekosit-lekosit. Lakukan Inkubasi selama 30 menit pada suhu 37 derajat celcius atau biarkan selama 2 jam pada suhu kamar. Selanjutnya Pusingkan lagi seperti cara di atas. Patahkan tabung kapiler dekat lapisan buffycoat lalu sentuhkan ujung tabung yang dipatahkan tersebut ke permukaan kaca obyek dan buatlah sediaan apus. Sediaan diwarnai dengan pewarnaan Giemsa atau Wright dan diperiksa di bawah mikroskop untuk mencari sel-sel LE.
Sel LE tampak sebagai massa homogen yang difagositkan oleh lekosit polymorphonuclear. Sel-sel LE ini sering tampak seperti kue tart, sehingga disebut sel tart. Adanya Massa homogen yang dikelilingi oleh banyak se lekosit polymorphonuclear ini dikenal dengan nama sel rosette dan sel ini dianggap sebagai sel LE yang belum sempurna atau sel pre-LE.
Pembentukan sel LE berlaku in vitro saja karena memerlukan adanya sel-sel lekosit yang telah rusak. Teknik membuat sediaan ini sangat berpengaruh terhadap hasil laboratorium.
Interpretasi Hasil Pemeriksaan Sel LE
Adanya sel LE merupakan bukti adanya autoantibodi atau faktor LE. Tidak ditemukannya sel LE bukan berarti tidak adanya penyakit SLE pada pasien tersebut. Tes sel LE kini jarang dilakukan karena sekarang tes yang lebih baik telah ada untuk membantu mendiagnosis lupus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar