Laman

Selasa, 28 April 2015

Infeksi Virus Influenza

Infeksi Virus Influenza

Infeksi Virus Influenza

Infeksi Virus Influenza (flu) adalah suatu infeksi virus yang dapat menyebabkan demam, hidung meler, sakit kepala, batuk, tidak enak badan (malaise) dan peradangan pada selaput lendir hidung dan saluran pernafasan.

Penyebab Infeksi Virus Influenza


Virus influenza tipe A atau B. Virus ditularkan melalui air liur terinfeksi yang keluar pada saat penderita batuk atau bersin; atau melalui kontak langsung dengan sekresi (ludah, air liur, ingus) penderita.

Gejala Infeksi Virus Influenza

Influenza berbeda dengan penyakit common-cold. Gejalanya biasanya timbul dalam waktu 24 - 48 jam setelah terjadinya infeksi dan bisa timbul secara tiba-tiba.

Kedinginan biasanya merupakan petunjuk awal dari efek influenza. Pada saat hari pertama bias saja timbul gejala demam yang suhunya bisa mencampai 38.9 – 39.4 derajat Celsius.

Banyak penderita yang merasa sakit sehingga harus tinggal di tempat tidur, mereka merasakan sakit dan nyeri pada seluruh bagian tubuhnya, terutama pada punggung dan juga tungkai. Selanjutnya penderita akan merasa Sakit kepala seringkali bersifat berat, dengan rasa sakit yang dapat dirasakan di sekeliling dan di belakang mata. Kadang-kadang Cahaya terang bisa memperburuk  rasa sakit kepala. Pada awalnya terjadi gejala saluran pernafasan yang relatif ringan, berupa rasa gatal pada tenggorokan, rasa panas di dada, batuk kering dan hidung yang berair. Kemudian batuk tersebut akan menghebat dan dapat berdahak. Kulit terasa hangat serta ruam kemerahan, terutama di daerah wajah yang biasanya lebih terasa. Mulut dan tenggorokan berwarna seperti kemerahan, mata dan hidung yang berair dan bagian mata putihnya mengalami peradangan ringan. Sering kali bias dapat menjadi hingga mual dan muntah, terutama pada anak-anak dengan antibody yang lemah.

Setelah 2-3 hari sebagian besar gejala akan menghilang dengan segera dan demam perlahan mereda, meskipun kadang-kadang  demam ini dapat berlangsung sampai 5 hari. Adanya Bronkitis serta batuk juga bisa menetap sampai 10 hari atau lebih, dan diperlukan waktu kira-kira 6-8 minggu untuk pemulihan total dari perubahan yang terjadi pada saluran pernafasan ini.

Komplikasi Klinis

Infeksi Virus Influenza merupakan penyakit serius, tetapi sebagian besar penderita akan kembali sehat dalam waktu 7-10 hari. Adanya komplikasi dapat memperberat penyakit ini. Resiko tinggi terjadinya komplikasi dapat ditemukan pada penderita dengan berbagai usia, bisa pada orang yang sangat muda, pada usia lanjut dan penderita penyakit jantung, penyakit paru-paru atau sistem saraf.Kadang juga influenza dapat menyebabkan peradangan saluran pernafasan yang berat dan disertai dahak berdarah (bronkitis hemoragik). Komplikasi yang paling berat adalah akibat pneumonia virus; yang dapat berkembang dengan segera dan menyebabkan kematian dalam kurun waktu 48 jam. Infeksi akibat adanya Pneumonia virus kemungkinan dapat terjadi selama wabah influenza A. Komplikasi lainnya dalah pneumonia bakteri yang terjadi karena adanya ganguan dalam kemampuan paru-paru untuk melenyapkan atau mengendalikan bakteri di dalam saluran pernafasan.

Meskipun sangat jarang terjadi, infeksi virus influenza juga dihubungkan dengan peradangan otak (ensefalitis), jantung (miokarditis) atau otot (miositis). Ensefalitis bisa menyebabkan penderita akan mengantuk, kebingungan atau bahkan jatuh dalam keadaan koma. Miokarditis ini dapat menyebabkan murmur jantung atau gagal jantung. Terjadinya Sindroma Reye merupakan komplikasi serius yang dapat berakibat fatal bila terjadi terutama pada anak-anak selama wabah influenza B.


Diagnosa Infeksi Virus Influenza


Diagnosis untuk infeksi influenza ini dapat ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Beratnya penyakit dan adanya demam tinggi merupakan pembeda influenza dari common-cold. Untuk memperkuat diagnosis dapat dilakukan pembiakan virus dari sekret penderita.

Pengobatan Infeksi Virus Influenza

Pengobatan dini pada infeksi influenza  yang utama adalah istirahat dan berbaring di tempat tidur, kemudian minum banyak akan cairan dan menghindari kelelahan. Untuk penyakit yang berat tetapi tanpa komplikasi, bisa diberikan asetaminofenn, , ibuprofen, aspirin ataupun naproksen. Kepada anak-anak tidak boleh diberikan aspirin karena resiko terjadinya Syndrom Reye. Obat lainnya yang biasanya dapat diberikan adalah dekongestan hidung dan penghirupan uap.

Jika segera diberikan pada infeksi influenza A yang belum mengalami komplikasi, obat rimantadin atau amantadin bisa membantu mengurangi lama dan beratnya demam serta gejala pernafasan. Ribavirin (dalam bentuk obat hirup atau tablet) mampu memperpendek lamanya demam dan mempengaruhi kemampuan virus untuk berkembangbiak, tetapi penggunaannya pun masih bersifat eksperimental. Ribavirin ini dapat diberikan untuk meringankan gejala akibat pneumonia virus.

Infeksi bakteri sekunder diobati dengan antibiotik. Bakteri Pneumonia  seperti pneumokokus ini dapat dicegah dengan diberikan vaksin yang didalamnya mengandung pneumokokus. Akan tetapi vaksin ini tidak diberikan kepada seseorang yang telah menderita influenza.


Pencegahan Yang Dapat Dilakukan

Seseorang yang pernah terkena virus influenza  akan membentuk antibodi yang melindunginya terhadap infeksi ulang oleh virus tersebut. Tetapi cara terbaik untuk mencegah terjadinya influenza adalah pemberian vaksinasi yang dilakukan setiap tahun. Pemberian Vaksin influenza mengandung virus influenza yang tidak aktif (telah dimatikan) atau partikel-partikel virus. Suatu vaksin bisa bersifat monovalen (1 spesies) atau polivalen (biasanya terdapat 3 spesies). Jenis vaksin monovalen dapat  diberikan dalam dosis tinggi untuk melawan suatu jenis virus yang baru, sedangkan suatu vaksin polivalen menambah pertahanan terhadap lebih dari satu jenis virus.

Amantadin atau rimantadin merupakan 2 jenis obat anti-virus yang bisa melindungi terhadap virus influenza A saja. Obat ini telah digunakan selama wabah influenza A untuk melindungi orang-orang yang kontak dengan penderita dan orang yang memiliki resiko tinggi yang belum menerima vaksinasi. Penggunaan Pemakaian obat ini bisa dihentikan dalam waktu 2-3 minggu setelah menjalani vaksinasi. Jika tidak dapat dilakukan vaksinasi, maka obat diberikan selama terjadi wabah, biasanya dapat terjadi selama 6-8 minggu. Obat ini dapat menyebabkan gelisah, insomnia dan berbagai efek samping lainnya, terutama pada penderita usia lanjut dan pada penderita yang mengalami kelainan otak atau ginjal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar