Laman

Selasa, 28 April 2015

Pemeriksaan Darah Lengkap

Pemeriksaan Darah Lengkap

Pemeriksaan Darah Lengkap
Pemeriksaan Darah Lengkap

Pengertian Pemeriksaan Darah Lengkap 

Pemeriksaan darah lengkap (complete blood count/blood panel) adalah jenis pemeriksan yang dapat memberikan informasi tentang sel-sel darah pada pasien. Pemeriksaan Hitung darah lengkap ini digunakan sebagai tes skrining yang luas untuk memeriksa gangguan seperti anemia, adanya infeksi serta banyak penyakit lainnya.

Sel-sel yang beredar di dalam aliran darah dapat dibagi menjadi tiga macam jenis, yaitu sel darah putih (leucosit), sel darah merah (erytrosit) dan platelet (trombosit). Bila Tinggi atau rendahnya hasil penghitungan mungkin menunjukkan adanya berbagai macam kelainan, jenis penyakit atau status kesehatan pasien.

Pemeriksaan darah lengkap merupakan tes penyaring terhadap : 
1) Kelainan sel darah (anemia, leukemia)
2) Adanya infeksi (bakterial, virus)
3) Kelainan perdarahan. 

Panel Pemeriksaan Darah Lengkap

Hitung darah lengkap terdiri dari beberapa panel pemeriksaan, yaitu :

Hitung leukosit / white blood cell count (WBC). Pemeriksaan Hitung leukosit adalah jumlah leukosit per milimeterkubik atau mikroliter darah. (Baca Juga : Interpretasi Hasil Leukosit)

Hitung jenis leukosit / differential cell count. Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit. Terdapat lima jenis leukosit, masing-masing dengan fungsi tersendiri dalam melindungi tubuh dari infeksi. Jenis dari Sel-sel tersebut adalah  limfosit, monosit, neutrofil, eosinofil, serta basofil.(Baca Juga : Interpretasi Hasil Sel Darah Merah)

Hitung erytrosit / red blood cell count (RBC) Hitung eritrosit adalah jumlah eritrosit per milimeterkubik atau mikroliter dalah.

Jumlah Kadar hemoglobin (Hb) Hemoglobin merupakan protein yang berfungsi sebagai pembawa oksigen dalam darah.

Kadar Hematokrit (Hct/Hmt) Hematokrit merupakan persentase erytrosit dalam volume tertentu darah.

Mean corpuscular volume (MCV) adalah ukuran atau volume rata-rata eritroit. MCV meningkat jika erytrosit lebih besar dari biasanya (makrositik), Misalnya pada penderita anemia karena kekurangan vitamin B12. Menurunnya kadar MCV ini jika erytrosit lebih kecil dari biasanya (mikrositik) seperti pada anemia karena kekurangan zat besi.

Mean corpuscular hemoglobin (MCH) adalah jumlah rata-rata hemoglobin dalam erytrosit. Erytrosit yang lebih besar (makrositik) cenderung memiliki MCH yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika pada erytrosit yang lebih kecil (mikrositik) akan memiliki nilai MCH yang lebih rendah.

Mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC) adalah perhitungan rata-rata konsentrasi hemoglobin di dalam erytrosit. MCHC menurun (hipokromia) dijumpai pada kondisi di mana hemoglobin abnormal diencerkan di dalam erytrosit, seperti pada anemia dan kekurangan zat besi dalam thalasemia. Adanya Peningkatan MCHC (hiperkromia) terdapat pada kondisi di mana hemoglobin abnormal terkonsentrasi di dalam erytrosit, seperti pada pasien yang mengalami luka bakar dan sferositosis bawaan.

Red cell distribution width (RDW) adalah variasi ukuran erytrosit. Pada beberapa kasus anemia, seperti anemia pernisiosa, variasi dalam ukuran erytrosit (anisositosis) bersama dengan variasi dalam bentuk (poikilositosis) dapat menyebabkan peningkatan RDW.

Hitung trombosit / platelet count  adalah jumlah trombosit/platelet per milimeterkubik atau mikroliter darah.

Mean platelet volume (MPV) adalah ukuran rata-rata trombosit dalam darah. Trombosit baru lebih besar, dan peningkatan MPV terjadi ketika terjadi peningkatan jumlah platelet yang sedang diproduksi. Sebaliknya adanya penurunan MPV merupakan indikasi penurunan jumlah trombosit (trombositopenia).

Platelet distribution width (PDW)
 merupakan indikasi variasi ukuran trombosit yang dapat menjadi tanda pelepasan platelet aktif.

Pemeriksaan darah lengkap umumnya telah menggunakan mesin penghitung otomatis yang disebut hematology analyzer. Pemeriksaan dengan menggunakan mesin penghitung otomatis dapat memberikan hasil yang cepat. Akan tetapi analyzer memiliki keterbatasan ketika terdapat sel yang abnormal, seperti banyak dijumpainya sel-sel yang belum matang pada leukemia, adanya infeksi bakterial, sepsis dan lain sebagainya. Atau, ketika jumlah sel sangat tinggi sehingga analyzer tidak dapat menghitungnya. Untuk keadaan seperti ini, pemeriksaan manual sangat diperlukan.

Keuntungan dari penghitungan manual adalah bahwa karena mesin penghitung otomatis tidak dapat diandalkan dalam menghitung sel abnormal. Untuk itu diperlukan pemeriksaan manual terhadap apusan darah. Dilakukan Pemeriksaan secara mikroskopik akan memberikan informasi mengenai leukosit-leukosit yang abnormal dan variasi bentuk erytrosit. Pemeriksaan manual juga dapat memberikan informasi mengenai adanya jenis sel lain yang biasanya tidak dijumpai dalam darah tepi, misalnya pada sel plasma. Selain itu adanya trombosit yang meng-gerombol (clumps) yang dapat menyebabkan rendahnya jumlah trombosit pada pemeriksaan, otomatis dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan apusan darah.

Pemeriksaan manual menjadi pilihan untuk dilakukan dalam kasus jumlah sel yang sangat tinggi dimana analyzer tidak mampu menghitungnya. Pemeriksaan manual ini darah diencerkan dulu dengan tingkat pengenceran yang lebih tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar